BREAKING NEWS

Total Tayangan Halaman

Pertumbuhan Tinggi, Tapi Daya Beli Lesu: Alarm Ekonomi dari Dunia Usaha

Consumption, which accounts for half of Indonesia’s GDP, has been weakening in recent months © Adi Weda/EPA/Shutterstock

Klik Kabar Jakarta — Di tengah kabar menggembirakan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menembus 5,12 persen pada kuartal II 2025, suara kegelisahan mulai terdengar dari pelaku usaha dan dunia industri. Meskipun angka ini menjadi yang tertinggi dalam dua tahun terakhir, organisasi bisnis justru menyuarakan kekhawatiran terhadap daya beli masyarakat dan minimnya perputaran ekonomi nyata di lapangan.

“Angka GDP boleh tumbuh, tapi industri kami tidak. Kami hanya bertahan hidup, bukan berkembang,” ujar seorang pelaku industri manufaktur kepada Financial Times, dalam laporan 5 Agustus 2025.

📉 Kontras Antara Statistik dan Kenyataan

Banyak pengusaha menilai lonjakan angka GDP lebih banyak didorong oleh faktor statistik seperti investasi pemerintah dan proyek infrastruktur. Sementara itu, konsumsi domestik—penopang utama ekonomi Indonesia—masih stagnan, bahkan cenderung melambat di beberapa sektor.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat beberapa hal berikut:

  • Produksi industri kecil dan menengah (IKM) masih rendah.
  • Belanja rumah tangga masih tertahan akibat tekanan inflasi.
  • Investasi asing langsung (FDI) mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut.

“Kami butuh bukan hanya pertumbuhan, tapi pertumbuhan yang merata dan terasa,” tegas Ketua Apindo dalam konferensi pers belum lama ini.

💡 Pemerintah Perlu Tindak Lanjut Nyata

Dengan sinyal pelambatan dari pelaku usaha, banyak pihak mendorong pemerintah untuk:

  • Menurunkan suku bunga Bank Indonesia agar kredit usaha rakyat lebih terjangkau.
  • Meningkatkan stimulus fiskal langsung, termasuk realisasi program makan gratis dan bantuan produktif usaha kecil.
  • Mempercepat belanja APBN agar perputaran ekonomi tidak hanya numpang lewat di sektor atas.

🔍 Akankah Pemerintah Merespons?

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyatakan bahwa arah kebijakan fiskal akan tetap ekspansif pada semester II 2025. Namun, efektivitas program menjadi sorotan publik, apalagi dengan adanya tantangan geopolitik dan tekanan harga komoditas global.


📎 Referensi:

Financial Times – Indonesian Businesses Raise Alarm Despite GDP Growth

Reuters – Indonesia’s Q2 GDP Beats Expectations

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Klik Kabar. Designed by OddThemes